Free Palace Cursors at www.totallyfreecursors.com

HIKMAH PERBEDAAN PENETAPAN 1 SYAWAL1432 H

Perbedaan penetapan tanggal 1 Syawalterulang kembali pada tahun ini. Hal ini cukup menggelitik mengapaterjadi perbedaan. Dalil yang dipakai sama, dan fakta yang diamatijuga sama, yaitu bulan yang satu dan matahari yang satu dan dilihatpada bumi yang satu.





Saya tidak memiliki pengalaman danpengetahuan astronomi yang memadai untuk berpendapat, juga pemahamanfigh untuk mentafsir. Sebagai orang awam, taklid adalah metode yangsah dan paling aman. Taklid terhadap pendapat tertentu atau ketetapanresmi yang ditetapkan pemerintah. Tetapi sebagai orang awam jugaharus memiliki dasar untuk mengikuti yang mana bukan? Karena harusmemilih, mana yang diikuti. Hal ini semakin menimbulkan pertanyaan.Jawaban dari pertanyaan tersebut, dapat digunakan yang akandibicarakan disini. Boleh dijadikan acuan oleh siapapun boleh jugauntuk memiliki argumen yang lain.





Dalil perintah untuk mulai berpuasaatau mengakhiri puasa adalah sebagai berikut:



Berpuasalah kalian karena melihatnya(hilal) dan berbukalah kalian karena melihatnya (hilal). Apabilapandangan kalian terhalang mendung, maka hitunglah tiga puluh hari

(HR Muslim, dari Abu Hurairah ra.)





Dengan demikian dapat disimpulkandimulainya dan diakhirinya puasa didasarkan pada rukyatul hilal(melihat hilal).





Pengertian melihat hilal ini memilikipenafsiran yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan mata telanjang danada yang menggunakan peralatan. Untuk mendukung hal tersebut jugadilakukan perhitungan atau Hisab. Perbedaan ini menghasilkan beberapateori yang berbeda-beda.




Mengapa Terjadi Perbedaan

Perbedaan ini merupakan fitrah Allahyang sudah ditetapkan, bahwa pelanet berputar pada garis edarnya.Bumi yang berputar pada porosnya sehingga menghasilkan siang danmalam dan pada saat yang bersamaan bulan berputar mengelilingi bumidengan kecepatan yang tidak sama dengan perputaran bumi pada porosnyasehingga menghasilkan bentuk bulan yang berubah-ubah sehingga dapatdijadikan informasi yang dipakai dalam perhitungan kalender.





Kecepatan berputar bulan lebih lambatdibanding dengan perputaran bumi pada porosnya. Bulan membutuhkanwaktu untuk mengelilingi bumi selama 29,5 hari (periode sideris),pada saat yang bersamaan dia juga berputar pada porosnya selama satuputaran (periode sinodis) selama 27,3 hari. Selisih tersebut yangmengakibatkan perbedaan waktu antara hari yang satu dengan hari yanglain dalam terbitnya bulan.





Perbedaan yang lainnya adalah titikpengamatan pada saat terjadinya bulan mati. Bulan mati ini terjadipada saat bumi, bulan dan mata hari berada dalam satu garis, yangdikenal dengan istilah ijtima atau konjungsi atau bulan baru. Jikadilihat dari bumi, perjalanan bulan mulai mendahului matahari. Dalamsatu bulan terjadi 2 kali kondisi ini yaitu pada saat bulan baru padasusunan matahari – bulan – bumi dan pada saat bulan purnama yaitupada posisi matahari – bumi – bulan. Dampaknya bagi bumi adalahterjadi pasang air lalu yang paling besar. Sering disebut denganpasang perbani dan pasang purnama. Kejadian ijtima ini tidak samaposisinya dalam setiap bulannya.





Terkait dengan adanya perbedaan bulanbaru ini dalam setiap bulannya, maka memberikan tafsiran yang berbedauntuk memaknai melihat hilal. Sehingga ada beberapa teori yangmembahasnya. Teori ini saya nukilkan dari situsnya Rukyatul HilalIndonesia yang dapat di kunjungi di alamat http://rukyatulhilal.org.Sebagai ilustrasi pembahasan ini untuk melihat posisi bulanmenggunakan Software Stellarium 0.10.5 yang dilihat pada titikkoordinat kota Arga Makmur. Diperoleh gambar sebagai berikut:






Pengamatan dari Arga Makmur, mataharitenggelam pada jam 18:13 posisi bulan pada saat itu pada azimut 273o10” dan pada ketinggian 0o 56”.




Kriteria Rukyatul Hilal (TeoriVisibilitas Hilal)

Teori Visibilitas Hilal terbaru telahdibangun oleh para astronom dalam proyek pengamatan hilal globalyang dikenal sebagai Islamic Crescent Observation Project (ICOP)berpusat di Yordania berdasar pada sekitar 700 lebih data observasihilal yang dianggap valid. Teori ini menyatakan bahwa hilal hanyamungkin bisa dirukyat jika jarak sudut Bulan dan Matahari minimal6,4° (sebelumnya 7°) yang dikenal sebagai "Limit Danjon".Kurva Visibilitas Hilal sebagai hasil perhitungan teori tersebutmengindikasikan bahwa untuk wilayah sekitar Katulistiwa (Indonesia)hilal baru mungkin dapat dirukyat menggunakan mata telanjang minimalpada ketinggian di atas 6°. Di bawah itu hingga ketinggian di atas4° diperlukan alat bantu penglihatan seperti teleskop dansejenisnya. Berdasarkan ketentuan diatas maka hilal belum terwujudkarena baru mencapai 0o 56” belum mencapai 6,4o.








Kriteria Hisab Imkanur Rukyat

Pemerintah RI melalui pertemuanMenteri-menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan

Singapura (MABIMS) menetapkan kriteriayang disebut Imkanurrukyat yang dipakai secara

resmi untuk penentuan awal bulan bulanpada Kalender Islam negara-negara tersebut yang

menyatakan :

Hilal dianggap terlihat dan keesokannyaditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah berikutnya

apabila memenuhi salah satusyarat-syarat berikut:

(1)· Ketika Matahari terbenam,ketinggian Bulan di atas horison tidak kurang dari 2° dan

(2). Jarak lengkung Bulan-Matahari(sudut elongasi) tidak kurang dari 3°. Atau

(3)· Ketika Bulan terbenam, umur Bulantidak kurang dari 8 jam selepas konjungsi/ijtimak berlaku.





Kriteria inilah yang menjadi pedomanPemerintah RI untuk menyusun kalender Taqwim Standard Indonesia yangdigunakan dalam penentuan hari libur nasional secara resmi. Dengankriteria ini pula keputusan Sidang Isbat Penentuan Awal BulanRamadhan, Syawwal dan Zulhijjah. Belakangan kriteria ini hanyadipakai oleh Indonesia dan Malaysia sementara Singapura menggunakanHisab Wujudul Hilal dan Brunei Darussalam menggunakan Rukyatul Hilalberdasar Teori Visibilitas. Dengan kriteria ini maka pada kondisiseperti dalam gambar hilal belum terwujud karena ketinggian bulandari horison baru mencapai 0o 56” belum mencapai 2°.




Kriteria Hisab Wujudul Hilal

Kriteria ini menyatakan bahwa awalbulan Hijriyah dimulai apabila telah terpenuhi tiga kriteriaberikut:

1) telah terjadi ijtimak (konjungsi),

2) ijtimak (konjungsi) itu terjadisebelum matahari terbenam, dan

3) pada saat terbenamnya mataharipiringan atas Bulan berada di atas ufuk (bulan baru telah wujud).





Ketiga kriteria ini penggunaannyaadalah secara kumulatif, dalam arti ketiganya harus terpenuhisekaligus. Apabila salah satu tidak terpenuhi, maka bulan baru belummulai. Atau dalam bahasa sederhanya dapat diterjemahkan sebagaiberikut:





"Jika setelah terjadi ijtimak,Bulan terbenam setelah terbenamnya Matahari maka malam itu ditetapkansebagai awal bulan Hijriyah tanpa melihat berapapun sudut ketinggianBulan saat Matahari terbenam".





Dengan kriteria hisab wujudul hilalatau hisab hakiki wujudul hilal, maka pengamatan diatas telahmemasuki tanggal baru kaeran pada saat mata hari tenggelam bulantelah berada di ufuk (horison).




Kriteria Kalender Hijriah Global

Universal HejriCalendar (UHC) merupakan Kalender Hijriyah Global usulan dari KomiteMawaqit dari Arab Union for Astronomy and Space Sciences (AUASS)berdasarkan hasil Konferensi Ke-2 Atronomi Islam di Amman Jordaniapada tahun 2001. Kalender universal ini membagi wilayah duniamenjadi 2 region sehingga sering disebut Bizonal Hejri Calendar.Zona Timur meliputi 180° BT ~ 20° BB meliputi benua Afrika, Eropa,Asia dan Australia, sedangkan Zona Barat meliputi 20° BB ~ 180oBT meliputi Benua Amerika. Adapun kriteria yang digunakan tetapmengacu pada visibilitas hilal (Limit Danjon) atau kriteria rukyatulhilal. Apabila telah memenuhi kreiteria Rukyatul Hilal pada wilayahtersebut maka dijadikan acuan bagi negara negara lain di kawasantersebut.




Rukyatul Hilal Arab Saudi

Rukyatul hilaldigunakan Saudi khusus untuk penentuan bulan awal Ramadhan, Syawaldan Zulhijjah. Kaidahnya sederhana "Jika ada laporan rukyatdari seorang atau lebih pengamat/saksi yang dianggap jujur danbersedia disumpah maka sudah cukup sebagai dasar untuk menentukanawal bulan tanpa perlu perlu dilakukan uji sains terhadap laporantersebut".




Pandangan Penulis

Beberapat teoritersebut dapat dipakai bersamaan. Ketika teori yang satu tidakmemenuhi maka dapat dipakai teori yang lainya. Sebagai bagian dariumat muslim dunia, ada baiknya teori kalender Hijriah Global dapatdijadikan acuan, sehingga pengamatan hilal tidak dibatasi oleh lokasiadministratif semata. Karena bulan baru atau tempat lahirnya bulan(mathla') dapat berubah-ubah setiap bulannya mengikuti koorinat bumipada saat setelah terjadi konjungsi (intima'). Apabila tempal lahirbulan ada koordinat 0 B (GMT), termasuk di zona timur maka seluruhbenua Afrika, Eropa, Asia dan Australia dapat mengikutinya. Konsepsiini sesuai dengan pendapat Sayyid Sabiq menyatakan, “Menurutjumhur, tidak dianggap adanya perbedaan mathla’ . Oleh karena itukapan saja penduduk suatu negeri melihat hilal, maka wajib atasseluruh negeri berpuasa karena sabda Rasulullah saw, “Puasalahkalian karena melihat hilal dan berbukalah karena melihatnya.”Seruan ini bersifat umum mencakup seluruh ummat. Jadi siapa saja diantara mereka yang melihat hilal; di tempat mana pun, maka ru’yahitu berlaku bagi mereka semuanya.”





Ini adalah hikmahyang diberikan oleh Allah SWT, hikmah kalender qomariah yangmelahirkan banyak ilmu. Hikmah untuk dapat saling berkomunikasi antarumat muslim, tidak saja dalam satu negara akan tetapi hingga berbagainegara. Dengan perbedaan ini dapat membuat kesepakatan metode yangmelahirkan kalender hijriah yang dapat dipergunakan secara global.





Hadis nabi yangtelah dituliskan di atas, yang dapat ditafsirkan dari sederhanahingga pada tingkat yang memerlukan teknologi. Maka penetapan sepertiyang dilakukan di Arab Saudi dengan pernyataan dari satu orang yangdinyatakan jujur dan satu orang saksi, sudah dapat menjadi acuandalam penetapan awal bulan. Bukankan Islam itu mudah....





Hikmah yang sayadapatkan dari perbedaan ini antara lain: saya dapat mengoperasikanStellarium, dapat mencari tahu istilah azimut, konjungsi (intima),dan mathla'.





(wallahu alam bishawab)









Sumber Pustaka:

http://rukyatulhilal.org/visibilitas/indonesia/1432/s...